Rabu, 04 Agustus 2021

Announcement

 Hi all! Teruntuk kalian yang sedang nyasar di beberapa postingan gue dan melihat post ini gue ucapkan terima kasih sudah mampir dan membaca blog jaman SMP gue ini. Mohon maaf atas kekhilafan gue selama menulis disini, karena banyak tulisan-tulisan yang gue post disini ditulis pada saat gue masih dalam tahap labil sehingga banyak hal yang receh. Blog ini means a lot banget buat gue, kadang gue suka balik lagi buat ngecek aja beberapa tulisan gue disini, tapi gue sudah tidak aktif menulis disini. Untuk kalian pembaca lama dan sedang membaca ini, I truly appreciate it! Terima kasih sudah menyaksikan gue tumbuh melalui tulisan-tulisan disini, semoga kalian bahagia dan sehat selalu, ya! As I mentioned earlier gue sudah tidak aktif menggunakan blog ini untuk menulis, but yes gue masih aktif menulis. Gue pindah ke Medium dan menulis banyak hal disana. Ada beberapa tugas kuliah yang gue post disana, refleksi-refleksi diri gue, dan gue hampir setiap hari membuka medium, so if you guys want to reach me out, gue ada disana ya. I'll be glad kalau kalian mau membaca tulisan-tulisan random gue disana. Akun medium gue.

Lastly, blog ini resmi gue hentikan, namun gue gabakal unpublish kok, jadi tetap bisa dibaca oleh semuanya. I am not gonna stop writing, ini salah satu cara gue untuk menyembuhkan diri sendiri. From my deepest heart, thank you vmuch! 

-much love, vir.

Read More

Senin, 21 Desember 2020

Meet Roopa Rao's Debut Film "Baggage" Movie Review

    

credit : newindianexpress

Gantumoote also well known as Baggage is a Kannada film written and directed by Roopa Rao. This is Roopa Rao’s debut feature film. The story tells about Meera’s life, the main character of this film. Meera genuinely loves cinema, because of her parents always busy with their work the only places that entertained her was cinema. Unfortunately, she had a bad experience when she watched a film in cinema. A man grabbed her thigh and made her trauma of going to the cinema again. The fact that Meera’s got sexual harassment in public places makes me sad because in real life, many girls being harassted by a man in public places and leads into trauma. Meera still had hard time if her boyfriend tries to grab her thigh because she still trauma from her past experience. 

The issue that draws my attention the most is when Meera’s on top of the hills trying to suicide herself but end up she can’t do it. It hits me because of how she feel devastated because of her boyfriend, the way she writes the poem about her love life is keeping me insane. Meera’s life never been easy, but when she met her first boyfriend made her feel the roller coaster of her life. Madhu also well known as Meera’s boyfriend end up kill himself because of he thinks that himself as a failure. 

Madhu’s failureness leads into another issue which I can say that perhaps he is insecure with his ability, because Meera is able to do what she wants, she get better education than Madhu. Meera still have a proper education. The character of Madhu reminds me of how society can kill you, because of how they push you away to do what others do, and they will label you as failure when you can’t do something like most of them do. I personally feel sad why Madhu decided to kill himself because of his failureness, I hope he is not leaving Meera at that situation, or at least he writes or say something before he left Meera.

Along I watched this film I can feel that the director trying to make us feel the journey of Meera’s life, since she was child until she became adult. As the title “baggage” it has a deep meaning through the end of the film. Roopa Rao succesfully makes the viewer feel the joyness and sorrrowness of her life.

The film ends with Meera, who finds temporary solace on a hilltop, struggling to deal with Madhu’s demise. 

“Someone invaded my privacy, that didn’t kill me. Someone invaded myself respect, that didn’t kill me as well. He invaded my soul and changed everything. I guess this wouldn't kill me either. You’re the baggage of my soul all I can do is to carry it gracefully.” 

Gantumoote is about memories that Meera’s carry on her baggage. The film carry meera’s baggage with all the sensitivity and grace her journey deserves. Meera can’t really let go of Madhu because it is her first love, and also her letter to Madhu tells that how Madhu bring many impact for her life, thus makes her can’t moving on. I do hope that she is trying to open herself again, because she deserves to be loved by someone. Indeed mandhu always be in her baggage. 

“every breath of mine longed for him. I can’t cry, I feel I will loose him again through tears.”

Read More

Minggu, 17 Mei 2020

Life's update

Gue gak tahu masih bisakah gue menulis dengan ide selancar dulu atau enggak, but i'm trying too.

Hi! Gue balik lagi, gue tau pasti banyak hal berubah banget di blog ini. Pembaca-pembaca yang lama mungkin sudah tidak mengingat existence of me kali ya, dan gue pun juga udah tau pasti dengan nge posting ini bakalan banyak banget yang nggak baca. Karena ya emang it's been a long time, dan emang blog gue juga bukan suatu hal yang spesial buat dipantengin.

Gue memutuskan untuk balik lagi nulis blog karena jujur gue kangennn banget, bener-bener sekangen itu dengan hobi gue yang dulu, curhat ngolar ngidul, nulis hal random apa aja yang ada dipikiran gue tanpa perasaan ragu, atau insecure terhadap sesuatu yang gue tulis, bahkan gue dulu overproud banget sama blog gue yang rasanya remahan banget ini. Tapi gue kangen banget dengan kepercayaan diri gue yang dulu, sekarang life update gue adalah gue banyak banget ngerasa insecure akan suatu hal, gue banyak overthinking sama hal yang coba gue bikin. Dan kepercayaan diri gue jelas menurun banget dibanding yang dulu.

Gue nggak ada maksud bikin life update ini jadi menyedihkan banget, tapi kenapa pas gue baca kok rasanya diri gue malah jadi berubah ke negatif ya... Hmm just to make it clear, gue harus bikin life update ini kerasanya jadi banyak yang berubah ke positif, so i'm gonna share what's actually i am now.

Kenalin gue Vira Adriani, sekarang gue udah umur 19 tahun. Terakhir kali gue nge blog itu pas ulang tahun ke 17, which means udah 2 tahun gue enggak nge blog. Sebenernya gue udah berkali-kali nyoba buat nge-blog lagi, tapi semua itu berakhir di draft dan gak pernah gue sentuh lagi, bahkan gue putuskan untuk nggak di upload. Jadinya selama dua tahun gue hilang tanpa kabar di blog ini. Aslinya gue masih hidup dan nyoba aktif kok, hehe. Twitter jadi salah satu sosial media yang gue pake buat sharing tentang suatu hal yang ada di pikiran gue, karena kalo gue nulis di blog tuh butuh lama buat gue nulis, masuk draft, draft 1,2,3 sampai akhirnya yang pengin gue sampein jadi gak langsung tertulis. Kalau twitter apa yang comes out dipikiran gue bisa langsung gue tulis aja tanpa mesti bikin banyak draft dulu. Ok ini bukan saat yang tepat buat gue bandingin twitter dengan blog.

Lanjut, sekarang gue sudah jadi mahasiswi btw. Hehe, menurut gue ini life update yang perlu gue kasih tahu, karena life update inilah yang perubahan yang paling kentara, sisanya mah gue masih sama aja. Iya, gue berhasil masuk PTN, setelah dulu gue sering banget dianggep remeh sama orang gara-gara gue homeschooling. Gue masih inget banget pandangan orang yang nggak setuju dengan pilihan gue, dan meremehkan pilihan gue. Well padahal inikan pilihan hidup gue juga ya, gue juga berhak nentuin pilihan gue.

Selain udah menjadi mahasiswi sepertinya nggak banyak yang berubah ya, atau mungkin gue berubah ke gue yang jadi nggak produktif dengan apa yang gue sukai. Jujur ya alasan gue nulis blog lagi karena gue pingin aja hal positif yang dulu gue lakuin bisa tetep gue lanjutin terus. Alhamdulillahnya semenjak quarantine ini gue nyoba buat nulis lagi, gue nyoba nulis cerita di Wattpad lagi, terus akhir-akhir ini gue juga nyoba bikin podcast, meskipun ya udah retake keberapa kali tetep gue hapus, dan sekalinya gue anggep udah bagus ya nggak gue upload dengan alasan tidak percaya diri. Iya gue yang sekarang tuh lebih banyak mikir dulu buat menghasilkan sesuatu, gue gak tahu kepercayaan diri gue jauh menurun banget. Padahal dulu pas masih aktif nge blog gue nggak pernah ragu buat nulis apa aja yang ada di pikiran gue, dan gue juga bakalan dengan bangganya ngasih tau adik kelas gue, temen sekolah gue, bahkan guru gue kalo gue punya blog, dan gue gak pernah ngerasa tidak pede tentang hal itu.

Funny how my life changes become sucker. Eh noh kan gue nggak boleh ngerendahin diri gue, gue harus pede. Banyak juga rasa insecure yang dulunya nggak ada jadi tumbuh selama masa SMA gue. Gue banyak membandingkan diri gue dengan yang lain. Mulai dari fisik, dan juga kepintaran yang orang lain punya. Pokoknya yah jalan pikiran gue sekarang kayak toxic banget. Gue sadar akan hal itu dan gue banyak menghindari main social media karena itu pemicunya. Gue juga udah jarang banget main instagram(karena sumber rasa insecure gue datang dari instagram) dan gue jadi banyak mengubur diri gue dengan kekurangan yang gue terus inget dan mengubur diri dengan rasa ke-insecure-an tersebut.

Apasih gue ngomong apa, yaudah intinya mah gue berubah banyak lah ya. Tapi ya senengnya adalah gue selalu ngerasa nyaman buat nulis, meskipun selama perkuliahan ini gue ngambil jurusan yang nggak ada hubungannya sama tulisan, dan buku seperti yang gue suka dahulu. Gue juga banyak menemukan banyak passion baru selama nggak aktif nge blog. Gue jatuh cinta banget sama ngajar, dan alhamdulillahnya banyak peluang yang gue dapet buat mulai start ngajar. Nyokap gue punya tempat les dan gue dikasih privilege buat jadi gurunya, guru bahasa inggris. Kenapa bahasa inggris, karena cuman itu yang gue bisa dan gue suka. Meskipun bahasa inggris gue juga masih kacau banget tapi gue suka aja ngebagi ilmu yang gue punya supaya kita sama-sama tahu. Tapi gue gak give up gitu aja dengan dunia literasi, pas kemarin SBMPTN gue menjadikan sastra inggris sebagai pilihan pertama, gue masih pingin banget buat nerusin hal yang udah gue sukai dari dulu, cuman ya rezekinya gue keterima di pilihan kedua yaitu pendidikan bahasa inggris, nggak ada yang salah juga sih. toh ini juga bagian dari pilihan gue. Meskipun nggak jadi yang pertama at least gue masih bisa ngelakuin yang gue sukai juga.

Hal lain yang memotivasi gue buat kembali nulis itu karena healing buat diri gue sendiri, waktu semester satu (anyway sekarang gue udah semester dua) dosen filsafat gue pernah bikin tugas UAS yaitu menulis essay tentang diri sendiri, beliau minta kita nyeritain tentang hidup kita, tentang trauma masa kecil,, tentang hal yang ngebuat kita jadi sekarang. Dan di akhir kelas beliau bilang cara kita memaafkan diri sendiri itu dengan menulis. Dan sekarang gue lagi ngelakuin hal ini, banyak hal yang berubah dari diri gue, gue nyoba nulis lagi dengan cara supaya gue bisa memaafkan diri gue, supaya gue bisa berdamai juga dengan diri gue.

Hihi, it's freakin good to be back!

Read More

Kamis, 05 April 2018

seventeen

;unless Allah pleases;

Being a  young adult doesn’t mean you’re too young to make a decision but not too old to play a weird games. Seventeen always be somethin’ great, I guess, no need a long explanation, I just think that, this is the part when we’ll change into a mature person. But we’re even not to touch twenty yet.

Being around of  people with a different age, made my thought changing a bit. When I was a little I always thought that I should be around in the same age, neither the old nor the young one. Pardon my stupidness. Honestly I feel so grateful I choose homeschooling, being  a homeschooling doesn’t make me feel too lonely, anyway. I just don’t be around of  people that isn’t in the same age with me. I found somethin’ great that isn’t at school, but in a real world.

Sometimes I meet a really great person with a big motivation in their live, and I feel so lucky of that, coz I can learn from them, perhaps I can be as great as them. But seriously sometimes it’s hard too when you’re tryna to be good, Allah gives another ‘present’ to us that we can’t stand for it anymore, and I believe that everyone will be like this, think that our problem as big as world, nevertheless I believe to that we can pass it as time goes by.

Honestly I feel sad too if I lose my old friends, I mean lost contacts, and when I tryna fix it, it just can’t. no matter how hard I try, everytime I meet them it just feel so different between the old one. I can feel the awkwardness between our conversation, I just don’t feel same when they said it’s fun but I don’t think it is.

Or at the past I'm not too close with them but right now, I just feel same like them, suddenly I feel so happy around them, and we both just talk no matter how weird the conversation, I just don’t care about that.

But for those who’s comin’ and goin’ in my life I really thankful for you guys, and I feel so sorry if I always do something that make you thought I’ve been changing, but everyone’s changing right? Either become good one or bad one, it’s all depends on ourselves. And I give you guys a freedom to think that I’m became a good one or the bad, seriously I don’t care anymore about it. I just feel so tired changing myself to become what you want because this is my life.

I just wish that becoming seventeen will make me grateful for everything.

Read More

Minggu, 11 Februari 2018

Another curhatan gaberfaedah

Well hell-o everyone! Yeah it's really been a long time since gue curhat di blog, yang kayak jaman bahela banget pas gue masih SMP, post-an yang kemarin-kemarin masih sih cuman tetep aja sekalinya gue nge-blog 5-10 bulan sekali. Padahal dulu awal banget gue nge blog tiap hari gue nge-post yah, well yah mungkin yang sekarang either gapunya topik or gue emang beneran gaada kegiatan yang bisa gue bikin tulisan.

Dan akhir-akhir ini jiwa gue kayak kepanggil lagi untuk nge blog (hal yang gak penting pastinya), bahkan gue juga gatau tujuan gue nulis ini apa dan faedah kalian baca ini juga apa, tapi yaudahlah yah biarin gue nulis random things aja daripada gue gabisa tidur nyenyak sambil bayangin mie ayam gegara kebayang-bayang blog.
.
.
.
*lagi nyari inspirasi*
.
.
.

Anyway gue mau menceritakan sejarah gue nge blog aja ah, jadi itu sekitaran Mei'15, bocah SMP yang lagi iseng beneran iseng banget malah, pengen jadi anak gaul yang punya semua socmed, gue inget banget pada masa itu gue punya akun tumblr, pinterest, ask.fm, instagram, apalah daya gue saat itu masih belum puas dengan semua itu dan memutuskan untuk membuat blog, karena dulu gue anaknya segabut itu. Setelah punya blog gue masih gak puas tuh, (emang ya manusia gak ada puasnya sama sekali) jadi gue memutuskan untuk menulis blog untuk pertama kalinya disini.

Sejujurnya gue kalo baca ulang post-post-an yang dulu gue geli banget, yah mungkin suatu saat nanti gue bakal baca tulisan ini juga gue tambah geli, bahwa gue pernah segabut ini.

Banyak dari teman gue yang menyarankan untuk menghapus saja post-post-an yang dulu tapi gue gapernah mau, yah meskipun gue tau gue sendiri aja jijik bacanya, tapi dengan adanya post-an gue yang dulu yang kadang kalo gue lagi gabut suka gue buka gue dan baca ulang, sambil ngebayangin posisi gue nulisnya, lagi duduk kah atau tiduran kah atau bahkan kayang. gue jadi belajar, bukan dalam hal gue belajar menghitung ketepatan derajat gue menulis saat kayang yah (OKE FIX GUE JAYUS BANGET) tapi belajar dalam hal dulu gue pernah kayak gitu, gue pernah se-alay itu, gue pernah merasakan momen-momen yang berharga dan alhamdulillahnya sempet gue tulis, dan dibaca juga sama kalian-kalian.

Gue jadi inget pertama kali gue ngasih tau temen temen sekolah gue, gue punya blog tuh gue sampe teriak-teriak keseluruh penjuru sekolah like beneran gue teriak-teriak di aula abis selesai solat berjamaah (bukannya tambah baik malah tambah freak) dan juga setelah itu gue melihat adanya penaikan dari pembaca juga ngebuat gue seneng which means ga sia-sia gue teriak-teriak waktu itu.

Mungkin disini kalian yang lagi baca ada dari pembaca lama thank you for (still) reading my (un)faedah blog.
.
.
.
Dan dulu, Vira yang dulu suka banget kalau ngelihat blognya banyak yang baca dan komen-komen meskipun jarang yang komen sih, well but i guess gue yang sekarang beneran udah gak peduli lagi dengan ini, kayak yang udah terlantarkan, padahal dulu usaha gue keras banget buat bikin blognya bagus, buat banyak yang baca, bahkan gue dulu sampe bikin topik apa yang mau gue bahas di blog jauh-jauh hari. Sekarang mah boro-boro dapet wangsit aja alhamdulillah banget. Well people changing right?

Pernah suatu hari salah seorang teman gue bilang gini
'Bon lo sekarang berubah deh...
Jadi udah gak lucu lagi... ya gak seheboh dulu aja, dulu kan lo gak pedulian sama apa-apa, gak tau malu.'

Pada saat itu kami lagi makan ber-empat dan kedua teman gue yang lain ikut mengiyakan.
.
.
.
Muncul pertanyaan dalam hati gue,
"jadi bagaimana cara yang tepat untuk merayakan perubahan?"
Read More

Minggu, 21 Januari 2018

Tentang Pare

Everyone deserves to get their happiness, isn't it?
.
.
Desember kemarin gue memutuskan untuk ke kampung inggris setelah semua kelabilan jadi apa enggak, and yeah i went there with ma big bro.
Sebagai anak pemalu gue dateng kesana dengan kesan kalem yang kerjaannya cuman meng-introduce nama duang kalo ketemu orang disana. But yeah after all the disasterness gue berhasil beradaptasi dengan kampung seribu satu cerita. (ini gue sampe bingung mau cerita darimana dulu sumpah)

Tadinya itu gue ambil paket dua minggu cuman karena bujukan dari para sistah-sistah yang meminta gue untuk extend, dan karena kepolosan gue juga gue pun memutuskan untuk meng-extend menjadi sebulan. Can u imagine gabung bareng orang yang baru dikenal di saat itu, langsung sekamar ber-enam sumpah ya seumur-umur gue gak pernah se absurd ini dalam berkehidupan. Namun gue menikmatinya! gue tinggal disuatu tempat namanya Seruni (disana ada yang jualan namanya Mbah nasi soto 6k asli enak banget) di Seruni ada 3 camp, salah satu dari camp itu ada camp gue. Victoria namanya, anggotanya ada 21 yang perlahan mendikit, honestly gue selalu ngerasa gak nyaman berada dilingkungan baru yang beragam tapi ini beneran aneh disana gue ngerasa b aja bahkan gue gak homesick.


Gue menemukan banyak orang unik dengan pribadi yang berbeda even dari gurunya sendiri, sebagai anak homeschooling yang gak banyak ketemu orang gue kadang suka ngerasa asing dikelas, gak jarang gue banyak diemnya dibanding aktifnya. But overall gue-nya juga nyaman-nyaman aja. Dan kakak-kakak di camp baik baik banget, karena gue termuda diantara mereka semua gue jadi yang paling terkyopta (baca:bully).


Anyway gue disana juga menemukan hobi baru! yaitu menemukan abang pentol, pernah suatu sore mau ke maghrib gue ngidam pentol tiba-tiba dan akhirnya memutuskan untuk keluar ujan ujanan demi mencari kebahagiaan di pinggir jalan.

♥♥♥

Pernah juga suatu hari kita ada acara semacam outbond gitu namanya Happy Sunday tapi kami gaada niatan sama sekali buat menang ataupun apa yang penting dateng aja, karena kalo gadateng kami bakalan dapet point dan berujung nge-gosipin anak camp lain. Btw ya ngomongin point jadi lembaga gue punya peraturan kalau ketauan ngomong bahasa sampe  3 kali itu kita bakal speech didepan office, dan sedihnya lagi gue ketahuan dong ngomong bahasa 3 kali manalagi setiap ketauan gue-nya lagi teriak-teriak ngomong bahasa which is gue gabisa ngeles:( alhasil gue speech di depan office dilihatin orang lalu lalang tetapi kakak-kakak camp gue rajin banget dong menemani bocah ingusan begitu.

hpnya gausah dimiring-miringin beb.

Struggle gue disini cuman satu, makanannya. Gue gabegitu cocok sama makanan disini, ya meskipun murah cuman tetep ae abis nongkrong dari abang nasgor balik-balik langsung ke wc, pernah suatu malam gue lagi ngumpul bareng kakak-kakak camp, sakit perut menyerang tiba-tiba dan gatau menahannya gimana alhasil gue hanya bisa tersenyum ketika dipanggil sisanya mojok menahannya..



Day by day gue semakin deket dengan kepulangan ke jakarta, gue pulang lebih cepet dari yang seharusnya karena gue ikut pulang bareng kakak camp yang besoknya mesti krs-an. Sedihnya ketika pas udah mau pulang gitu gue malah makin tambah deket dengan kakak-kakak camp, kayak makan bareng, gosip bareng, tidur bareng. Gue jadi inget waktu gue ketiduran dan kebangun tiba-tiba gue ngeliat kamar gue penuh dengan 8 orang padahal 6 orang aja udah engep.



Tapi diantara hari lain yang paling sedih pas gue mau balik, hawa semalem sebelum gue pergi tuh udah beda, manalagi gue packing ganiat banget. paginya pas bangun gue udah ogah-ogahan even gue dan kakak camp gue ini memutuskan gamandi, setelah salam perpisahan dan ke drama-an ngalahin awkarin mereka semua nganterin sampe ke travel. Ada yang belum mandi, masih pake mukena ada yang belom dandan. Maafkan yah gegara bocah mau pulang aktifitasnya jadi terganggu.



And here i wanna say thank you so much for all the careness that you guys gave to me, especially my tutor camp Sist Eny, and all the members that i can't write your name here, but trust me I won't forget you guys! 
.
.
.

Thank you for being my happiness///






Read More

Rabu, 05 April 2017

15 tahun jauh kemarin.

Gue mengepos ini tepat saat ulang tahun gue yang  ke-16. Bukannya gue mau minta diucapin kok, hanya saja gue mau menuliskan tentang gue 15 tahun belakangan kemarin jauh.

Dulu waktu SD gue pernah ngerasain kesepian gara-gara gapunya teman rumah, sesaat terlintas pemikiran
‘kok gue hidup’
Dan gue ngaca sengaca-ngacanya, terus gue bilang lagi
‘kenapa kita diciptakan?’
Besoknya gue tanyakan ke salah seorang teman SD gue, dan dia sama bingungnya seperti gue. Itulah salah satu pertanyaan yang tidak bisa gue jawab pada masanya.
Kalau gue dikasi pertanyaan seperti itu lagi sekarang, mungkin gue akan jawab panjang lebar menurut pengetahuan yang gue tahu. (meskipun kadang bener kadang enggak, yang jelas keliatan kayak berdiskusi)

Dan disini, ini yang mau gue bahas, prosesnya.
Proses tentang gue dulu gatau apa arti hidup, gatau minus dikacamata, suka-sukaan ama cowok(dulu gue polos guys), bahkan agama. Dulu itu yang gue tahu cuman dari apa yang gue lihat dan baca.

Pernah suatu hari gue baca buku judulnya ‘Tragedi Behel’ serial semacam Kecil Kecil Punya Karya dan digambarnya ada seorang cewek memakai kawat gigi.



Pada saat di jalan mau pergi, tetangga gue nanya
‘Pake behel aja Vir, biar sama kayak mbak’
Lalu gue menjawab dengan bangganya karena gue tahu maksud behel itu apa
‘gamau pake tragedi behel ah, takut’
Jadi maksud gue disini adalah   Tragedi : Kawat Behel : Gigi
Selanjutnya sepanjang perjalanan balasan dari gue tadi tidak dijawab sama tetangga gue tersebut.


Gue yang dulu juga cuman ngertinya shalat ada 5 waktu, puasa pas ramadhan, ngaji pas TPA doang, beneran taunya itu doang.
Gue jadi inget waktu itu lagi nonton TV habis pulang sekolah, terus tiba-tiba gue lupa udah shalat apa belum, alhasil gue shalat di belakang TV pada pukul 11 siang.

Gue sangatlah berterima kasih karena hal-hal aneh absurd yang gue lakuin dulu itu udah melalui prosesnya sendiri, yang dulunya gue gatau jadi tahu, karena mereka sudah mengalami prosesnya. (oke gue gapaham)

Gue yakin kita semua pasti pernah alay. Siapa sih yang gak pernah?
Gue berani jamin lo punya sebuah buku ataupun memo di hp lo, atau chat-an lo dengan sahabat ataupun mantan sahabat mengenai suatu topik yang kalau lo baca sekarang lo bakal bilang
'najis gue dulu alay banget.'

Dulu waktu SD, temen gue pernah nulis di status BBM
'OTW kamar mandi' dengan segudang emot.
Dan lo tahu apa yang gue lakuin?

Ya gue ikutin lah! Karena pada masa itu siapa sih yang gak pengen dibilang cool gara-gara tahu arti OTW doang.
Pernah juga salah satu temen SD gue lainnya, kami tuker-tukeran kosa kata bahasa inggris gaul seperti (otw,brb,laterep,dll) begitulah salah satu usaha gue untuk menjadi anak gaul.

Tapi kalau ditanya sekarang apakah gue mau mengalami hal yang sangatlah absurd kayak gitu lagi atau enggak, jawaban gue adalah enggak. Hal-hal kayak gitu sudah mengalami prosesnya, dan kalau kita ngulangin sampai kapan prosesnya akan berakhir? btw kalian nangkep gak permbicaraan gue? Maksudnya gini gue yang dulu apa-apa ikut-ikutan dan sampai sekarang masih terus ikut-ikutan, sampai kapan gue jadi diri gue sendiri? Gituloh maksud gue.

Dan kita disini, di bumi balik lagi ke tujuan hidup kita, kita mau ngapain sih disini?

Gue pribadi kalau ada masalah dikit aja udah nangis bombay, curhat ke simsimi, kadang gue suka mikir kalau apa yang gue sedihin sekarang mah belum ada apa-apanya sama mereka-mereka.
Dan gue belum merasakan apa yang bener-bener ngebuat gue jatuh sampai gabisa lahap makan lele lagi, menurut gue, gue harus mempersiapkannya.
Gue harus mempersiapkan gimana kalau nanti yang diatas ngasih ujian kita bakalan lebih siap karena udah disiapin sebelumnya.

Contoh nih film The Fault in Our stars, disitu Hazel Grace ditanya kalau gak salah sama perawatnya, dari ukuran 1-10 seberapa besar rasa sakit kamu rasain, dan Hazel bilang 8/9 gitu, gue lupa.
Pada saat pacarnya, August Water meninggal disitulah ukuran sakitnya Hazel yang ke-10, yang dia simpen.

Dengan nulis hal tersebut gue gaminta kalian bikin persiapan sih, boleh juga ya yang pada mau, terserah kalian gue hanya menulis kegelisahan gue saja, karena kan gue gapernah tau kapan orang terkasih gue diambil ataupun gue diambil.

Oke topik gue udah random parah sih ya, daripada nanti tambah kemana-mana mendingan gue tutup aja ah.


Have a nice day guyz. Sincerely, Vira. Xx.
Read More

Kisah harian gue

Vira Adriani. Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts